Kalimantan Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia dengan Jumlah Penduduk 4 395 983 (bps: 26 Feb 2018). Kota Pontianak merupakan Ibukota propinsi Kalimantan Barat, dimana luas keseluruhan wilayahnya mencapai 107.82 Km2. Secara administrasi Kota Pontianak dibagimenjadi 6 (enam) Kecamatan dan 29 (Dua Puluh Sembilan) Kelurahan diantaranya Kecamatan Pontianak Barat (16,94 Km2), Kecamatan Pontianak Kota (15,51 Km2), Kecamatan Pontianak Selatan (14,54 Km2), Kecamatan Pontianak Tenggara (14,83 Km2), Kecamatan Pontianak Timur (8,78 Km2) dan Kecamatan Pontianak Utara (37,22 Km2).
Profil Kota Pontianak
Salah satu ciri khas daripada Kota Pontianak adalah berada pada lintasan khatulistiwa dengan letak posisi pada koordinat 00 02’24”LU-005’37”LSdan10916’25BT-10923’04BT, dengan batas barat kota berjarak sekitar 14,5 Km dari muara Sungai Kapuas Besar terletak muara Sungai Landak yang mengalir dari arah Timur. Letak wilayah Kota Pontianak secara keseluruhan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Mempawah.
Iklim Kota Pontianak
Kota Pontianak tidak jauh berbeda dengan Kota dan Kabupaten yang berdekatan yaitu beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan rata-rata suhu udaranya pemcapai 260 – 270 Celsius, dengan curah hujan 3000 mm – 4000 mm per tahun biasa terjadi pada bulan September hingga Desember, dan kondisi tanah yang rendah tersebut untuk mengantisipasi terjadinya banjir diperlukannya sarana drainase yang baik.
Kondisi Penduduk Kota Pontianak
Sex ratio penduduk Kota Pontianak pada Tahun 2017 adalah 99,61 persen atau jika dibulatkan menjadi 100. Arti dari angka tersebut adalah terdapat 100 perempuan dari 100 laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kota Pontianak relatif berimbang antara laki-laki dan perempuan. Sex ratio penduduk tiap kecamatan juga menunjukkan hal yang tidak berbeda, dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk laki-laki relatif berimbang dengan jumlah penduduk perempuan. Walaupun demikian, jika dilihat lebih rinci, maka Kecamatan Pontianak Tenggara adalah kecamatan yang perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan terkecil yaitu 95,13 persen. Sementara itu, kecamatan yang sex rationya paling besar adalah Kecamatan Pontianak Utara, yaitu 102,38 persen.
Kepadatan penduduk Kota Pontianak tahun 2017 adalah 5.816 jiwa per Km2, jika dibandingkan dengan tahun 2016 dengan kepadatan penduduk sekitar 5.736 jiwa per Km2, seiring dengan pertumbuhan penduduk dengan luas wilayah yang tetap maka terjadi peningkatan kepadatan. Kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Pontianak relatif tidak merata. Dilihat dari kepadatan menurut kecamatan, Kecamatan Pontianak Timur merupakan kecamatan paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya dan Kecamatan Pontianak Utara merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatanpenduduk paling rendah. Dengan luar wilayah 8,78 km2, Kecamatan Pontianak Timur dihuni oleh 93.112 jiwa sehingga tingkat kepadatan penduduk mencapai 10.459 jiwa tiap km2-nya. Sedangkan Kecamatan Pontianak Utara, dengan luas wilayah 37,22 km2, dihuni oleh 126.385 jiwa, sehingga tingkat kepadatan penduduk mencapai 3.349 jiwa tiap km2-nya.
Sementara itu kepadatan penduduk di kecamatan-kecamatan lain dapat dilihat pada tabel 1.4, yaitu, Kecamatan Pontianak Barat (8.306 jiwa/km2), Kecamatan Pontianak Kota (7.642 jiwa/km2), Kecamatan Pontianak Selatan (6.139 jiwa/km2)
Bonus Demografi Kalimantan Barat
Tahun 2020 Kalimantan Barat secara umum memasuki Bonus Demografi dimana angka usia produktif tinggi dan merupakan kesempatan emas bagi Indonesia dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan salah satu cara pendukung agar Indonesia menjadi negara maju. Artinya saat ini sedang mengarah ke sana, dengan jumlah pendududk usia produktif (15-64 tahun) lebih cepat pertambahannya dibanding yang non produktif. Hingga akhirnya nanti jumlah penduduk yang produktif melebihi yang non produktif.
Tugu Khatulistiwa
Selain Tugu Digulis di Bundara Universitas Tanjungpura, disebalah Utara Kota Pontianak terdapat tugu khatulistiwa yang terletak dijalan Khatulistiwa dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit dari pusat Kota Pontianak, Tugu yang dibangun oleh Pemerintahan Belanda pada tahun 1928 ini menggunakan ilmu astronomi, Pengukuran ini dilakukan oleh para ahli tanpa alat-alat canggih seperti sekarang, mereka hanya berpatokan pada garis bergelombang dengan melihat rasi bintang serta benda alam lainnya.
Sejarah Tugu Khatulistiwa
Tugu yang dibangun pada tahun 1928 ini mengalami beberapa kali penyempurnaan, pada tahun 1930 pemugaran pada bangunan tonggak atau tiang dan lingkarang dengan tanda panah. selanjutnya delapan tahun kemudian Federich Silaban arsitek dari Indonesia membangun 4 buah tiang kayu belian atau terkenal dengan kayu besi dengan diameter 0,3 meter dan tinggi tiang depan 3.05 meter sedangkan tonggak belakang dimana tiang ini menyangga lingkaran anak panah dengan tinggi 4.4 meter dengan menggunakan kayu belian tersebut.
Pemugaran Pelindung dan Replika
Replika Tugu Khatulistiwa dibangun secara permanen untuk melindungi tugu aslinya, bangunan pelindung berbentuk setengah lingkaran memakan waktu kurang lebih satu tahun yaitu pada tahun 1990 hingga 1991 dan diresmikan tepatnya pada 21 September 1991 oleh Gubernur Kalimantan Barat saat itu Prajoko Suryo Kusomo.
Tongga replika dibangun 5 kali lebih besar dari ukuran aslinya yaitu tiang bagian depan berukuran 15.25 meter, tonggak bagian belakang 22 meter dengan ukuran lingkaran berdiameter 1.5 meter dan anak panah penunjuk arah 10.75 meter.
Titik Lintang 00
Pada anak panah terdapat tulisan 1090 20.0.OlvGr yang menandakan Garis Khatulistiwa di Kota Pontianak tepat berada 109 derajat bujur timur 20 menit 00 detik GMT, sedangkan lingkaran yang bertuliskan evenaar dalam bahasa belanja yang artinya Khatulistiwa menunjukan belahan garis khatulistiwa dengan batas utara dan selatan.