Home 150 Berita 150 Dua Garis Biru, Edukasi untuk Tidak Kawin Muda

Dua Garis Biru, Edukasi untuk Tidak Kawin Muda

Dua Garis Biru, Edukasi untuk Tidak Kawin Muda
Dua Garis Biru, Edukasi untuk Tidak Kawin Muda

Salah satu program yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja yang diusung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah Pembinaan Ketahanan Remaja. Hal ini dimaksudkan agar terlaksananya jenjang pendidikan terencana, berkarir dalam pekerjaan terencana, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai fase reproduksi sehat, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 48 UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Hasil dari Program Pembinaan Ketahanan Remaja sesuai dengan konsep young people yang dikeluarkan PBB (dalam World Youth Report, 2005) adalah remaja Generasi Berencana (Genre) yaitu remaja yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati 5 (lima) transisi kehidupan remaja dengan (1) mempraktikkan hidup bersih dan sehat, (2) melanjutkan pendidikan, (3) memulai berkarir, (4) menjadi anggota masyarakat yang baik, serta (5) membangun keluarga yang berkualitas. Agar remaja mampu melewati lima transisi kehidupannya dengan baik, mereka diharapkan mampu untuk menghindari dari hubungan seksual sebelum menikah dan menikah di usia dini.

Pada era Revolusi Industri 4.0 saat ini, masih banyak tantangan pembinaan ketahanan remaja sangat kompleks, salah satunya remaja menjadi rentan mengalami pernikahan di usia dini, kehamilan tidak diinginkan, dan terinfeksi penyakit menular seksual hingga aborsi yang tidak aman.

Film yang baru tayang di bioskop hari ini bertepatan dengan Hari Kependudukan Dunia dan sempat mengundang kontroversi dengan judul Dua Garis Biru, dinilai dapat menggambarkan nilai-nilai yang ingin diberikan kepada generasi remaja.

“Film Dua Garis Biru ini membantu BKKBN dalam mensosialisasikan Program Generasi Berencana kepada remaja Indonesia dengan cara yang lebih mudah dipahami”, ujar Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN M. Yani saat dialog setelah acara nonton bareng di Cinema XXI Plaza Senayan, Jakarta

“Ketika kami sulit menggambarkan realita, film ini dengan mudah memberikan gambaran yang benar-benar terjadi di tengah masyarakat” ungkap Yani.

Sejalan dengan itu, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Dwi Listyawardani mengatakan film ini menjadi cara untuk mengedukasi remaja tentang pentingnya kesehatan reproduksi.

“Tema peringatan Hari Kependudukan Dunia yang diselenggarakan hari ini 11 Juli, adalah mengurangi unmeet need KB, angka kematian ibu, kekerasan berbasis gender dan praktik bahaya, film ini benar-benar menggambarkan realita bahwa banyak remaja yang masih awam tentang kesehatan reproduksi dan juga tidak tahu resiko-resiko yang bisa terjadi akibat perkawinan usia dini”, tegasnya.

Menurutnya, penyampaian pesan melalui media film sudah tepat dan menjadi alat sosialisasi program di seluruh Provinsi karena anak muda atau generasi remaja tidak akan mendengarkan ceramah atau seminar.

Masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, juga banyak disebabkan karena pernikahan pada usia muda. Saat ini pemerintah dan pihak-pihak terkait sedang berupaya untuk menaikkan batas minimal usia kawin pertama untuk perempuan pada UU Perkawinan menjadi usia 19 tahun yang semula usia 16 tahun.

Salah satu program yang juga terus digencarkan oleh BKKBN adalah Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yaitu upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, dengan mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa, sehingga angka kematian Ibu ataupun angka kematian bayi dapat ditekan.

Kegiatan nobar dan dialog interaktif ini terselenggara berkat kerja sama BKKBN, JHU CCP, Forum GenRe Indonesia dan diikuti oleh lebih kurang 300 peserta dari berbagai kalangan. Turut hadir Roslina Verauli, Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga., Ginatri S. Noer. Sutradara, Penulis Skenario dan Sutradara., Chand Parwez Servia, Produser Film., Rachel Amanda., Pemeran Dewi., Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Direktur Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Bappenas., Danial Iskandar Yusuf, Direktur Program Merial Institute., dan Ahmad Zubaedi, Anggota Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan. (Humas, BKKBN KALBAR, bangfad)

About bangfad

Bangfad - Seorang blogger yang sering kehilangan ide menulis saat didepan komputer, telah lama belajar website yang saat itu masih bernama "homepage" hingga berubah nama menjadi "blog" namun sampai sekarang masih terlihat "cupu" namun tetap mencoba eksis di dunia Blog dan Review.

Check Also

Flash Mob di Tugu Digulis Universitas Tanjungpura

Setiap tanggal 29 Juni diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional dan kali ini Peringatan Harganas yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.